aku menemukan muh di balilik duniia maya,,
engkau se akan muncul dari berjuta2 pengguna fb.
tapi
entah kenapa, hanya kamuh dan kamuhh,,yang mmpu mencurii perhatiian
lkuh pada saat itu,,mencuri rasa di hatii ini, yang sebenarnya sulit utk
aku lepaskan,,ya,, engkau tanamkan rasa di hatii ku,,,
mengenal
muh dari dunia yang biasa ku jelajahi,menyimpan rasa terhadap seseorang
yng mmgkin aja bisa berbohong,,kala itu,, engkau masiih di cintai oleh
rank lain, seakan sirna harapan ku begitu saja,.lenyap, kalah dengan
pancaran koneksi internet,,
andai saja aku di iizinkan jujur,aku menyimpan rsa terhadap muh, sejak pertama kali kamuh merespon aku dari fb ,,
entah,, tapi rsa apa itu,,
mgkin rsa ingin mengenalmuh lebih jauh, lebih dalam,,namun, kali itu engkau masiih di cintai oleh rank lain,
percaya atau tidak, entahhg lagh..
mengingat
kala itu aku benar2 muak,ingin menjauhi muh,tapi krna rasa itu,, aku
gak biisa melakukan nna,, hingga akhirnya waktu dan kesempatan ingin
mempertemukan kiita,,
tapi, masiih teringnat juga di
benakk q, enkau mengirim ku pesan bhwa kw mempunyai rsa yg sama spertii
yg q rsakan,,tapi, ada juga yg membuat aku ego, hanya menganggap hal yg
biasa, q mengacuhkan pesan yg kw kirim kepada ku,,dan kali ini,,
sekarang, aku mengungkapkan " maaf, kala itu aku seperti itu".
mgkin menurt mu itu tulisan yg yg biasa aja,, tapi bagiku,,itu adalah hal yg luar biasa
ya,
aku lega engkau menyukai kuh,,meski kadang aku ragu, bagaimana dengan
wanita itu, yang terlebih dahulu menyukai muh, bagimana keberadaannya,
apakahg aku jadi penggusur di antara kaliian??
atau aku yg salah di tempatkan oleh muh??
aku hanya menggelengkan kepala diiiringi air mata yang utk apa aku sendiri tidak tahu,mengalir tiada hentii..
hari
terus berganti, namun engkau semakin membuat ku lebih percaya dan yakin
kepada muh,kw berjanjin ingin berjumpa dengan ku dan mengungkapkan rasa
di hatii muh,,
benar, kw melakukan itu semua,,
kw ceritakn siapa wanita itu, kw ceritakan kehidupan muh kpd kuh,,
dan
hanya ada satu janjii yg q was-waskan yaitu menjaga hati, krna jarak
yang memisahkan kita, tapi aku percaya akan dirii muh, akan janji2 muh,,
""
Dan kini, ada rasa RINDU yg begitu tersimpan""sudah lagh, cukup!!!Kini,
aku sudah bersama muh, menjalani hari2 bersamamuh,meskipun kw jauh di
sana,,,
enkau menjadi sosok yg bgtu penting bagi
ku,,menyemangati ku dalam meraih ilmu/,, yang menjadi penjaga kelakuan
ku yg begitu konyol..
Tuhan, jika dia kelak utk
qhu,jaga slalu hatii nya,entah ketika aku berada disisinya atau ketika
aku jauh dari sisiinya,,jaga hatiinya, jaga raga nya dari fotamorgana di
dunia ini,,
hapuskan luka di hatii kamii, tumbuhkan senyuman di hatinya,jgn biarkan senyuman itu beku di hatinya,
dan jaga hatii q juga,
Terima kasiih cyank,,
kaki ini kan melangkah, mengikuti perjalanan dan liku2 hatii muh,,
kebidanan
Senin, 01 Desember 2014
Selasa, 04 November 2014
kehamilan letak lintang
MAKALAH ASKEB IV KEHAMILAN LETAK LINTANG
OLEH:
KELOMPOK :
XII
KELAS : IIC AKBID
KELAS : IIC AKBID
DOSEN : CELVY ANGGRAENI,SST
WINDY YOLANTI A.
YENI SUTRIANA
YUMNA KHOIRIAH
RAHMI YUDRINA
MALINDA ADNAN
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
STIKES HAJI SUMATERA UTARA
T.A 2013/2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan sebuah
makalah tepat pada waktunya. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah
dengan judul "Asuhan Kebidanan IV (Patologi) yang menurut kami dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang kami buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.
Medan, Maret 2014
Medan, Maret 2014
Penulis
i
|
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................1
A.
Latar belakang......................................................................................................1
B.
Tujuan
penulisan..................................................................................................2
C.
Manfaat
penulisan................................................................................................2
BAB II Tinjauan Teori....................................................................................................3
A.
Defenisi...............................................................................................................3
B.
Etiologi...............................................................................................................3
C.
Diagnosis............................................................................................................3
D.
Proses
persalinan.................................................................................................3
E.
Komplikasi..........................................................................................................4
F.
Penataklasanaan
................................................................................................4
G.
Prognosis............................................................................................................6
BAB III Manajemen ASKEB
Patologi Letak Lintang...................................................7
BAB IV Penutup.............................................................................................................20
A.
Kesimpulan.........................................................................................................20
B.
Saran...................................................................................................................20
Daftar Pustaka................................................................................................................21
ii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Letak lintang adalah suatu keadaan
dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu
sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.Letak lintang merupakan salah satu
malpresentasi janin yang dapat menyebabkan kelambatan atau kesulitan dalam
persalinan. Letak lintang merupakan keadaan yang berbahaya karena besarnya
kemungkinan risiko kegawatdaruratan pada proses persalinan baik pada ibu maupun
janin.
Pada penelitian yang dilakukan di
RSUP Dr.Pirngadi, Medan dilaporkan angka kejadian letak lintang sebesar 0,6 %;
RS Hasan Sadikin bandung 1,9 %; RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1 %
dari 12.827 persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3 % dan Holland
0,5-0,6 %.
Bila persalinan letak lintang
dibiarkan tanpa pertolongan akan dapat menyebabkan kematian baik pada ibu
maupun janin. Ruptur uteri, perdarahan dan infeksi berakibat fatal bagi ibu
sedangkan pada janin bisa terjadi prolapsus umbilikus, asfiksia hingga
berlanjut pada kematian janin.
Letak lintang terjadi rata-rata pada
1 dari 322 kelahiran tunggal (0,3%) baik di Mayo Clinic maupun di University of
Iowa Hospital (Cruikshank dan White, 1973; Johnson, 1964). Di Parkland
Hospital, dijumpai letak lintang pada 1 dari 335 janin tunggal yang lahir
selama lebih dari 4 tahun. Janin letak lintang seringkali ditemukan dengan
pemeriksaan USG pada awal gestasi. Angka kejadian meningkat jika janinnya
prematur.
Beberapa Rumah sakit di Indonesia
melaporkan angka kejadian letak lintang, antara lain: RSUP Dr.Pirngadi, Medan
0,6 %; RS Hasan Sadikin Bandung 1,9 %; RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo selama 5
tahun 0,1 % dari 12.827 persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3 %
dan Holland 0,5-0,6 %.
Sehingga dengan adanya insidensi
letak lintang yang cukup tinggi sebagai tanaga kesehatan khususnya bidan haruslah
mengetahui seluk beluk dari letak lintang tersebut sehingga dapat mendeteksi
lebih dini jika terjadi kelainan letak lintang.
1
|
B.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dari Asuhan Kebidanan IV ini adalah:
1.
Supaya mahasiswa mengetahui tentang kehamilan
letak lintang
2.
Untuk mengetahui penyebab dan resiko
dari kehamilan letak lintang
3.
Untuk mengetahui penatalaksanaan
letak lintang
4.
Untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan
C.
Manfaat dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Menambah ilmu pengetahuan
2.
Mengetahui penyebab dan resiko dari
letak lintang
3.
Mengetahui seberapa besar kehamilan
letak lintang yang ada di masyarakat.
2
|
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A.
Definisi
Letak lintang adalah suatu keadaan
dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu
sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih
tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.
Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang
(dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).
B.
Etiologi
Penyebab paling sering adalah
kelemahan otot uterus dan abdomen. Kelaianan letak paling sering terjadi pada
wanita paritas tinggi (grande multipara). Faktor lain yang mendukung terjadinya
letak lintang adalah plasenta previa, selain itu juga ada beebrapa faktor yang
mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion,
abnormalitas uterus, pengkerutan pelvis, fibroid uterus yang besar.
C.
Diagnosis
Letak lintang mudah didiagnosis
dalam kehamilan dari bentuk uterus, terlihat melebar, lebih menonjol ke salah
satu bagian abdomen, dengan TFU rendah. Palpasi akan teraba kepala janin pada
salah satu sisi dan bokong pada sisi yang lain, tetapi tidak ada bagian
presentasi yang berada di pelvis. Pada palpasi kepala janin atau bokong
ditemukan di salah satu bagian fossa iliaca. USG dapat digunakan untuk
memastikan dignosis untuk mendeteteksi kemungkinan penyebab.
D.
Proses Persalinan
3
|
Bila janin amat kecil (biasanya
kurang dari 800 gram) dan panggul sangat lebar, persalinan spontan dapat
terjadi meskipun kelainan tesebut menetap. Janin akan tertekan dengan kepala
terdorong ke abdomen. Bagian dinding dada di bawah bahu kemudian menjadi bagian
yang paling bergantung dan tampak di vulva. Kepala dan dada kemudian melewati
rongga panggul secara bersamaan, dan bayi dapat dikeluarkan dalam keadaan
terlipat (conduplicati corpore).
E.
Komplikasi
Letak lintang merupakan keadaan
malpresentasi yang paling berat dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada
ibu dan janin. Komplikasi akan bertambah berat jika kasus letak lintang
telambat didiagnosa. Pada ibu, dapat terjadi dehidrasi, pireksia, sepsis,
perdarahan antepartum, perdarahan pos partum, ruptur uteri, kerusakan organ
abdominal hingga kematian ibu. Pada janin, dapat terjadi prematuritas, bayi
lahir dengan apgar skor yang rendah, prolapsus umbilikus, maserasi, asfiksia
hingga kematian janin.
F.
Penatalaksanaan
Apabila pada pemeriksaan antenatal
ditemukan letak lintang, sebaiknya diusahakan menjadi presentasi kepala dengan
versi luar. Sebelum melakukan versi luar harus dilakukan pemeriksaan teliti ada
atau tidaknya panggul sempit, tumor dalam panggul, atau plasenta previa, sebab
dapat membahayakan janin dan meskipun versi luar berhasil, janin mungkin akan
memutar kembali. Untuk mencegah janin memutar kembali, ibu dianjurkan
menggunakan korset dan dilakukan pemeriksaan antenatal ulangan untuk menilai
letak janin. Ibu diharuskan masuk rumah sakit lebih dini pada permulaan
persalinan, sehingga apabila terjadi perubahan letak, segera dapat ditentukan
prognosis dan penanganannya. Pada permulaan persalinan, masih dapat diusahakan
mengubah letak lintang janin menjadi presentasi kepala asalkan pembukaan masih
kurang dari 4 cm dan ketuban belum pecah.
Pada primigravida, jika versi luar
tidak berhasil sebaiknya segera dilakukan seksio sesaria. Sikap ini berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1.
4
|
2.
Karena tidak ada bagian besar janin
yang menahan tekanan intra-uterin pada waktu his, maka lebih sering terjadi
ketuban pecah sebelum pembukaan serviks sempurna dan dapat mengakibatkan
terjadinya prolapsus funikuli.
3. Pada
primigravida versi ekstraksi sulit dilakukan.
Pertolongan persalinan letak lintang
pada multipara bergantung kepada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetri yang
bersangkutan baik, tidak didapat kesempitan panggul, dan janin tidak seberapa
besar, dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan lengkap untuk melakukan
versi ekstraksi. Selama menunggu harus diusahakan supaya ketuban tetap utuh dan
melarang ibu meneran atau bangun. Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan
lengkap dan terdapat prolapsus funikuli, harus segera dilakukan seksio sesaria.
Jika ketuban pecah, tetapi tidak ada prolapsus funikuli, maka bergantung
tekanan dapat ditunggu sampai pembukaan lengkap kemudian dilakukan versi
ekstraksi atau mengakhiri persalinan dengan seksio sesaria. Dalam hal ini,
persalinan dapat diawasi untuk beberapa waktu guna mengetahui apakah pembukaan
terjadi dengan lancar atau tidak. Versi ekstraksi dapat dilakukan pula pada
kehamilan kembar, apabila setelah bayi pertama lahir, ditemukan bayi kedua
berada dalam letak lintang.
Pada letak lintang kasep, bagian
janin terendah tidak dapat didorong ke atas, dan tangan pemeriksa yang
dimasukkan ke dalam uterus tertekan antara tubuh janin dan dinding uterus.
Demikian pula ditemukan lingkaran Bandl yang tinggi. Berhubung adanya bahaya
ruptur uteri, letak lintang kasep merupakan kontraindikasi mutlak melakukan
versi ekstraksi. Bila janin masih hidup, hendaknya dilakukan seksio sesaria
dengan segera
Versi dalam merupakan alternatif
lain pada kasus letak lintang. Versi dalam merupakan metode dimana salah satu
tangan penolong masuk melalui serviks yang telah membuka dan menarik salah satu
atau kedua tungkai janin ke arah bawah. Umumnya versi dalam dilakukan pada
kasus janin letak lintang yang telah meninggal di dalam kandungan dengan
pembukaan serviks lengkap. Namun, dalam keadaan tertentu, misalnya pada
daerah-daerah terpencil, jika dilakukan oleh penolong yang kompeten dan
berpengalaman, versi dalam dapat dilakukan untuk kasus janin letak lintang yang
masih hidup untuk mengurangi risiko kematian ibu akibat ruptur uteri. Namun,
pada kasus letak lintang dengan ruptur uteri mengancam, korioamnionitis dan
risiko perdarahan akibat manipulasi uterus, maka pilihan utama tetaplah seksio
sesaria.
5
|
G.
Prognosis
Meskipun letak lintang dapat diubah
menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan-kelainan yang menyebabkan letak
lintang, misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa, masih
tetap dapat menimbulkan kelainan pada persalinan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kematian ibu dan janin pada letak lintang, disamping kemungkinan
terjadinya letak lintang kasep dan ruptura uteri, juga sering akibat adanya
tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk mengeluarkan
janin.
Prognosis pada kehamilan letak
lintang sangat dipengaruhi oleh riwayat pemeriksaan kehamilan, kecepatan
penegakkan diagnosa dan sarana-prasarana kesehatan yang ada. Semakin lambat
diagnosa letak lintang ditegakkan, maka kemungkinan bayi akan tetap berada
dalam posisi lintang pada saat persalinan akan semakin besar. Sebagai
perbandingan jika diagnosa dibuat pada UK 20-25 minggu, ± 2,6 % akan tetap pada
posisi lintang dan jika diagnosa dibuat pada UK 36-40 minggu, ± 11,8 % akan
tetap pada posisi lintang (4). Di negara dengan sarana-prasarana yang sudah
maju, angka kematian ibu dan janin pada kasus letak lintang sudah cukup rendah.
Namun, pada negara tertinggal, berbagai komplikasi masih terjadi akibat tidak
adanya fasilitas seksio sesaria (10).
Angka kematian ibu sekitar 0-2 % (
RS Hasan Sadikin Bandung, 1966). Sedangkan angka kematian janin sekitar 18,3 %
(RS Hasan Sadikin) dan 23,3 % (RS Umum Pusat Prop. Medan). Angka ini kira-kira
sama dengan yang didapatkan oleh Wilson santara tahun 1935-1950. Tetapi dengan
meningkatnya frekuensi seksio sesaria pada letak lintang, pada tahun 1951-1956
Wilson melaporkan angka kematian janin sangat menurun menjadi 5,6 % .
Berdasarkan penelitian WHO pada
tahun 2004, rerata angka kematian akibat malposisi dan malpresentasi janin di
negara-negara berkembang, seperti Brazil, Nikaragua, Ekuador dan Meksiko,
sebesar 1,3 % .
6
|
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PATOLOGI
PADA NY.”A” GESTASI 28 MINGGU DENGAN LETAK LINTANG
I.
PENGUMPULAN
DATA
A.
IDENTITAS
Nama ibu : Ny. A Nama
suami : Tn.B
Umur :26 tahun Umur : 28 tahun
Agama : islam Agama : islam
Suku/kebangsaan :batak/indo Suku/kebangsaan :batak/ indo
Pendidikan : S1
Pendidikan :S1
Pekerjaan :PNS Pekerjaan :PNS
Alamat :Jl.Pancing Alamat :Jln. Pancing
No Hp :081320295454 No Hp : 082155667788
B.
ANAMNESA
(DATA SUBJEKTIF)
Pada tanggal : 27 April 2014 Pukul :
08.30 WIB oleh : Bidan
1. Alasan
kunjungan ini :ingin memeriksakan
kehamilan
2. Keluhan-keluhan : ibu cemas dengan kehamilannya
3. Riwayat
menstruasi
A. Menarche : 13 tahun
B. Siklus : 28 Hari
C. Banyaknya : 3 x ganti duk
D. Dismenorhoe :
tidak ada
E. Teratur
/ tidak : teratur
F. Lamanya : 7 hari
G. Sifat
darah : encer
4. Riwayat
kehamilan persalinan, dan nifas yang lalu
No.
|
Tgl lahir/ umur
|
Usia kehamilan
|
Jenis persalinan
|
Tempat persalinan
|
Komplikasi
|
Penolong
|
BBL
|
Nifas
|
|||||
ibu
|
Bayi
|
BB lahir
|
PB
|
Keadaan
|
Laktasi
|
kelainan
|
|||||||
1.
|
|
H
|
A
|
M
|
I
|
L
|
|
I
|
N
|
I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. Riwayat
kehamilan ini
HPHT :
8 September 2013
TTP :
15 Juni 2014
Keluhan-keluhan
pada : Trimester I : mual dan muntah
Trimester
II : mudah lelah
Trimester
III : -
Pergerakan
anak pertama sekali :
usia kehamilan 16 minggu (4 bulan)
Pergerakan
anak 24 jam :
10-20 kali
<10 kali √
10-20 kali >
20 kali
Bila lebih dari
20 x dalam 24 jam, dengan frekuensi
<
15 detik >
15 detik
Keluhan-keluhan
yang dirasakan ( bila ada jelaskan)/Tanda bahaya pada kehamilan
Rasa lelah : ada,setelah melakukan pekerjaan
Mual dan muntah
yang lama :
tidak ada
Nyeri perut :
tidak ada
Panas menggigil : tidak
ada
Sakit kepala
berat/ terus menerus : tidak
ada
Penglihatan
kabur :
tidak ada
Rasa nyeri /
panas waktu BAK : tidak
ada
Rasa gatal pada
vulva/vagina dan sekitarnya : tidak ada
Pengeluaran
cairan pervaginam : tidak
ada
Nyeri
kemerahan,tegang pada tungkai : tidak
ada
Odema :
tidak ada
Lain-lain
(jelaskan) :
tidak ada
Obat-obatan yang
dikonsumsi :
tidak ada
Kekhawatiran
khusus : tidak ada
Pola eliminasi:
BAK
: Frekuensi 7 kali/hari warna: putih
jernih
Keluhan waktu BAK :tidak
ada
BAB: Frekuensi: 2 kali/hari warna:
kuning coklat konsistensi: lembek
Aktivitas sehari-hari:
Pola istirahat
dan tidur : siang: 2 jam, malam: 8 jam
Seksualitas : 2 x
seminggu
Pekerjaan :
PNS dan pekerjaan rumah tangga di kerjakan sendiri
Imunisasi TT I
Tanggal : 10 september 2013
TT II Tanggal : 12 desember 2013
Kontrasepsi yang
pernah digunakan : tidak ada
6. Riwayat
penyakit sistematik yang pernah ada
Jantung :
tidak ada
Ginjal :
tidak ada
Asma/TBC Paru :
tidak ada
Hepatitis :
tidak ada
DM :
tidak ada
Hipertensi :
tidak ada
Epilepsy :
tidak ada
Lain-lain :
tidak ada
7. Riwayat
penyakit keluarga
Jantung :
tidak ada
Hipertensi :
tidak ada
DM :
tidak ada
Gameli :
tidak ada
Lain-lain :
tidak ada
8. Riwayat
social
Status perkawinan :
-
Respon ibu dan keluarga terhadap
kehamilan :
Di
rencanakan Tidak
direncanakan
Diterima Tidak diterima
-
Dukungan suami/ keluarga terhadap
kehamilan
Ada
dukungan Tidak ada
dukungan
-
Pengambilan keputusan dalam keluarga
Suami ibu hamil
mertua/orang
tua
-
Pola makan/minum
·
Makanan sehari-hari, Frekuensi : 4
kali/hari,banyaknya: 1 porsi
·
Jenis makanan yang dimakan :nasi,sayur,lauk pauk,susu dan buah
·
Perubahan makan yang dialami
(ngidam,nafsu makan,dll) : ngidam
·
Minum : 8 gelas/hari
-
Kebiasaan merokok :
ya tidak
Minuman keras :
ya tidak
Mengkonsumsi
obat terlarang : ya tidak
-
Kegiatan sehari-hari(beban kerja) : di kerjakan sendiri oleh ibu
-
Tempat dan petugas kesehatan yang
diinginkan membantu persalinan : di klinik bidan, dan di tolong oleh bidan
C.
PEMERIKSAAN
FISIK (DATA OBJEKTIVE)
1. Status
emosional : baik
2. Pemeriksaan
fisik : BB: 65 kg, TB: 158 cm,LILA: 23,5 cm
BB sebelum hamil: 58 kg
3. Tanda
Vital :
TD :
110/70 mmHg HR :
80 x/i
RR : 22
x/i T : 36,5OC
4. Kepala :kulit kepala (√
)bersih tidak bersih
Distribusi rambut: (√)rata tidak merata
5. Wajah : odema :
(√ )ada (
)tidak ada
Closma
gravidarum : (√ )ada ( )tidak ada
Pucat : ya (√)tidak
6. Mata : conjunctiva : √ merah muda pucat
Sclera mata : √ putih ikterik
Odema
palpebra : ya √ tidak
7. Hidung:
polip : ada √ tidak ada
Pengeluaran: ada. Sebutkan : √ tidak ada
8. Mulut :
- lidah : √ bersih tidak ada
-
Stomatitis : ada √ tidak ada
-
Gigi: karang gigi : ada √ tidak ada
Berlobang : ya √ tidak berlobang
-
Epulis pada gusi : ada √ tidak ada
-
Tonsil :
meradang
√ tidak meradang
-
Pharynx :
meradang √ tidak meradang
9. Telinga:
- serumen : √ tidak ada ada,jelaskan…
-
Pengeluaran : √ tidak ada ada,jelaskan…
10. Leher:
- luka bekas operasi: √ tidak ada ada,jelaskan…
-
Kelenjar thyroid : √ membesar tidak membesar
-
Pembuluh limfe : √ membesar tidak membesar
11. Dada
Mammae: simetris :
√ ya tidak
Areola mammae :
hitam kecoklatan
Putting susu :
√ menonjol, mendatar, masuk kedalam
Benjolan :
ada √
tidak ada
Pengeluaran dari puting susu :
Ada,sebutkan: √ tidak ada
12. Aksila : pembesaran kelenjar getah bening: ada √ tidak ada
13. Abdomen
-
Pembesaran : √ tidak simetris simetris
√ memanjang
melebar
-
Linea :
√ nigra alba
-
Striae :
√ livide albican
-
Bekas luka operasi : ada √ tidak ada
-
Pergerakan janin : √ terlihat tidak terlihat √
teraba tidak teraba
Pemeriksaan
khusus kebidanan
-
Leopold I : setinggi pusat
-
Leopold II : Kiri :
Bulat, keras,melenting,
Kanan : Kurang Bulat, lunak, kurang melenting
Kanan : Kurang Bulat, lunak, kurang melenting
-
Leopold III : bagian bawah
kosong
-
Leopold IV :bagian bawah kosong
-
Mc Donald : (TFU-12)x155
TBBJ:930 gram
-
Kontraksi :
ada, jelaskan…………… √tidak ada
-
Tinggi fundus uteri: 18 cm
-
Bagian tegang/ memapan :
kiri kanan
-
Bagian kecil :
kiri kanan
-
Presentasi : kosong
-
Penurunan bagian terbawah : √ convergen divergen
-
Auskultasi : DJJ √ ada tidak ada
Punctum maksimum : fundus uteri,sebelah kiri
Frekuensi:
128 x/menit, √ regular ireguler
Pemeriksaan
panggul luar
·
Distansia spinarum :
23 cm Normal : 24 – 26 cm
·
Distansia kristarum : 28 cm normal
: 28-30 cm
·
conjugata eksterna : 18 cm
normal : 18-20 cm
·
lingkar panggul luar : 90 cm normal : 80-90 cm
14. genitalia
vulva :
- pengeluaran : √ tidak ada ada,jelaskan..
-
varises : √ tidak ada ada
-
kemerahan/lesi: √ tidak ada ada
perenium : -
bekas luka/ luka parut : √ tidak ada
ada, jelaskan
-
lain-lain, jelaskan
15. pinggang
( periksa ketuk :Costo- Vertebra-Angel- Tendeernes = CVAT)
nyeri: √
tidak ada ada
16. ekstremitas
odema pada tangan/jari : tidak ada
odema ektremitas bawah : tidak ada
varices :tidak
ada
reflex patella :
kanan
(+) kiri(+)
D.
UJI
DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium
Hb :
11 gr % Golongan Darah: 0
Haemotokril : -
Protein urine : tidak ada
Glukosa urin :tidak ada
II.
INTERPRETASI
DATA
Diagnosa
: Ibu Ny. A umur 26 tahun,G1 PO AO,
umur kehamilan 24 minggu,presentase bahu,Pintu Atas Panggul Kosong
,intrauteri,hidup,tunggal,keadaan janin bayi, keadaan ibu khawatir atau
cemas,dengan janin letak lintang,
1. Ny. A umur 26 tahun
Ds: ibu mengatakan masih berusia 26
tahun, lahir tanggal 27 April 1988
Do: tgl lahir 27 April 1988
2. G1 PO AO
Dasar
DS: ibu mengatakan ini
kehamilannya yang pertama dan tidak pernah
keguguran.
DO: - tampak striae livide
Analisa dan
Interpretasi Data
Peningkatan
hormon monolophore stimulating (MHS) yang dikeluarkan oleh
lobus anterior hipotesis
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah kapiler pada perut yang merupakan
jaringan perut yang disebut striae, warnah, kebiruan disebut striae livide
3. Gestasi 24
minggu
Dasar
DS : Ibu mengatakan sudah tidak haid lagi
semenjak 7 bulan yang lalu
DO :
HPHT tanggal 8 september 2013
HPT tanggal 15 juni 2014
HPT tanggal 15 juni 2014
Analisa dan Interpretasi Data
Dengan rumus,HPHT yaitu (hari+7),
(bulan-3)jika bulan 1,2,3 ditambah 9,(tahun+1) jika bulannya di bawah bulan
4,tahunnya tetap.
4. Presentasi Bahu
Dasar
DS
: - Ibu mengatakan merasakan janinnya dibawah sebelah kiri
DO
: - Pada palpasi Leopold IV, Fundus uteri dan bagian bawah
kosong
Analisa dan Interpretasi Data:
Pada letak lintang sumbu memenjang
janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus sehingga bagian yang
paling rendah janin adalah bahu.
5. Bergerak Pada Atas Pangul
Dasar
DS
: - Ibu merasakan pergerakan janin diseblah kanan
DO
: - Pada palpasi Leopold IV bagian bawah teraba kosong dan janin berada diatas panggul
Analisa dan Interpretasi Data
Pada palpasi Leopold uterus teraba
kosong juga pada bagian bawah di atas simpisis kosong kecuali jika bahu sudah
masuk kedalam pintu atas panggul (P.A.P.).
6. Intra Uteri
Dasar
DS
: - Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat dan tidak
merasa
nyeri
DO
: - TFU 18 cm
-
Pada palpasi
ibu tidak merasa nyeri
Analisa dan Interpretasi Data
Bagian dari Uterus yang merupakan
penyimpanan janin adalalah cavum uteri dimana pada bagian ini hasil konsepsi
dapat berkembang sehingga aterem tanpa menyebabkan rasa nyeri.
7. Janin tunggal
Dasar
DS
: - Ibu mengatakan gerakan janin pada salah satu
sisi perut ibu.
DO
: - Pada palpasi Leopold II teraba I bagian yang
melintang di
sebelah kiri perut ibu
-
Auskultasi
DJJ terdengar pada pusat sebelah kiri perut ibu.
Analisa dan
interpretasi data
Adanya dua bagian besar janin yaitu satu kepala dan satu bokong serta bagian – bagian kecil dan satu punggung serta DJJ yang terdengar pada satu tempat menandakan kehamilan tunggal.
Adanya dua bagian besar janin yaitu satu kepala dan satu bokong serta bagian – bagian kecil dan satu punggung serta DJJ yang terdengar pada satu tempat menandakan kehamilan tunggal.
8. janin Hidup.
Dasar
DS
: - Ibu mengatakan janinnya sering bergerak disebelah kiri
abdomen
DO
: - DJJ terdengar jelas disebelah kanan setinggi pusat ibu dengan frekuensi 128
x / menit
Analisa dan Interpretasi Data
Salah satu tanda janin hidup pada
primigravida mulai dirasakan pada kehamilan 18 minggu dan multi gravida pada
kehamilan 16 minggu, dan DJJ dapat didengar pada kehamilan 18-20 minggu dengan
frekuensi 120-160x / menit, dan ibu merasakan pergerakan janinnya sampai
sekarang.
9. Keadaan Janin Baik
Dasar
DS
: - Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat disebelah kiri.
Do
: - Auskultasi DJJ disebelah kanan pusat dengan frekuensi
128 x / menit
Analisa dan Interpretasi Data
Pergerakan yang dirasakan ibu dengan
kuat menandakan janin dalam keadaan baik. DJJ normal yaitu antara 120-160x /
menit, frekuensi 128 x / menit menandakan janin masih dalam batas normal
keadaan baik.
10. Keadaan Ibu khawatir dengan posisi anaknya.
Dasar
DS
: - Ibu mengatakan khawatir dengan posisi anaknya
DO
: - ekspresi wajah ibu tampak cemas.
Analisa dan Interpretasi Data
Kecemasan disebabkan oleh kurangnya
penjelasan pada ibu mengenai kehamilannya menimbulkan perasaan tidak
tenang.
11. Janin Letak Lintang
Dasar
DS: - Ibu mengatakan janinnya menyilang
DO: - Tampak perut membuncit ke samping dan fundus
uteri lebih
rendah
dari seharusnya tua kehamilan.
- Pada palpasi Leopold II teraba kepala I sebelah kiri ibu.
- Auskultasi DJJ setinggi pusat di
sebelah kanan perut.
Analisa dan Interpretasi Data.
a. Letak
lintang adalah suatu keadaan janin melintang dalam uterus dimana kepala pada
posisi yang satu dan bokong berada pada posisi yang lain.
b. Letak
lintang ditandai dengan perut membuncit ke samping dan posisi punggung kiri
adalah letak lintang I.
Masalah : ibu
cemas karna dengan posisi janinnya yang melintang
Kebutuhan : memberikan
dukungan pada ibu dan tehnik relaksasi agar ibu merasa tenang dengan
kehamilannya dan memberikan konseling tentang letak janinnya.
III.
IDENTIFIKASI
MASALAH POTENSIL
“Potensial Terjadinya Persalinan Seksio Caesarea”
Analisa dan
Interpretasi Data
Letak lintang dapat diubah menjadi
presentasi kepala dengan melakukan versi luar. Dan pada seorang primigravida
bila versi luar tidak berhasil, sebaiknya dilakukan seksio sarea, dimana bahu
tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik.
IV.
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN TINDAKAN SEGERA
“Kolaborasi dengan Dokter untuk
pemeriksaan USG dan tindakan selanjutnya”
V.
RENCANA
ASUHAN
1.
Beri penjelasan tentang keadaan yang
dialami oleh ibu dan janin .
2.
Ajarkan ibu untuk melakukan posisi
menungging setiap pagi selama 5-10 menit agar posisi janin dapat berubah.
3.
Ajarkan ibu untuk menghitung gerakan
janinnya agar ibu dapat memantau kondisi kesejahteraan janinnya secara
objektif.
4.
Beri support mental dan spiritual
pada agar ibu dapat lebih optimis dalam menghadapi kehamilannya dan lebih berserah diri kepada Allah SWT
5.
Beri KIE pada ibu tentang.
a)
Gizi ibu
hamil karena digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, organ- orga
dalan kehamilan dan persiapan masa laktasi.
b)
Hygine dalam kehamilan karena memberi
rasa nyaman juga mencegah terjadinya
infeksi.
c)
Istirahat Yang Cukup dapat
mengurangi beban kerja jantung yang mengalami peningktan karena kehamilan.
d)
Sembilan tanda bahaya dalam
kehamilan
·
Nyeri kepala yang hebat dan menetap
·
Wajah dan tungkai bengkak
·
Gangguan penglihatan
·
Perdarahan jalan lahir sebelum
waktunya
·
Pergerakan
janin berkurang
·
Nyeri perut yang hebat sebelum
waktunya
·
Kejang
·
Demam
·
Hyperemesis
6.
Siapkan fisik dan mental ibu dengan
memberikan konseling pada ibu bahwa walaupun letak janinnya tidak berubah(letak
lintang) tetapi persalinan dapat berlangsung normal asal bersalin di
puskesmas/RS yang memiliki peralatan lebih lengkap dan tenaga yang terampil.
7.
Diskusikan tentang persiapan
persalinan dan kelahiran serta persiapan ibu jika timbul komplikasi.
8.
Aanjurkan ibu untuk melakukan
pemeriksaan USG (pada dokter ahli kebidanan yang lebih di tunjuk oleh bidan)
untuk memastikan letak janin dan mengetahui penyebab dari letak lintang.
9.
Rujuk ibu ke RS untuk penanganan selanjutnya.
10. Melakukan Follow
Up untuk memantau keadaan ibu dan perubahan yang terjadi dalam
Kehamilannya.
VI.
RENCANA
TINDAKAN
1.
memberi penjelasan tentang keadaan
yang dialami oleh ibu dan janinnya
TD : 110/70 mmHg RR:22
x/i :
HR: 80 x/i T : 36,5 oc
HR: 80 x/i T : 36,5 oc
Janin: DJJ 128 x/i
2.
mengajarkan ibu untuk melakukan
posisi menungging setiap pagi selama 5-10 menit agar posisi janin dapat berubah
3.
mengajarkan ibu untuk menghitung
gerakan janinnya agar ibu dapat memantau kondisi kesejahteraan janinnya secara
objektif.
4.
memberi support mental dan spiritual
pada agar ibu dapat lebih optimis dalam menghadapi kehamilannya dan lebih berserah diri kepada Allah SWT
5.
memberi KIE pada ibu tentang:
a.
Gizi ibu
hamil karena digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, organ- orga
dalan kehamilan dan persiapan masa laktasi.
b.
Hygine dalam kehamilan untuk memberi
rasa nyaman juga mencegah terjadinya
infeksi.
c.
Istirahat Yang Cukup agar dapat
mengurangi beban kerja jantung yang mengalami peningktan karena kehamilan.
d.
Memberitahu ibu Sembilan tanda bahaya
dalam kehamilan
a.
Nyeri kepala yang hebat dan
menetapWajah dan tungkai bengkak
b.
Gangguan penglihatan
c.
Perdarahan jalan lahir sebelum
waktunya
d.
Pergerakan
janin berkurang
e.
Nyeri perut yang hebat sebelum
waktunya
f.
Kejang
g.
Demam
h.
Hyperemesis
e.
menyiapkan fisik dan mental ibu
dengan memberikan konseling pada ibu bahwa walaupun letak janinnya tidak
berubah(letak lintang) tetapi persalinan dapat berlangsung normal asal bersalin
di puskesmas/RS yang memiliki peralatan lebih lengkap dan tenaga yang terampil.
f.
mendiskusikan tentang persiapan
persalinan dan kelahiran serta persiapan ibu jika timbul komplikasi.
g.
Menganjurkan ibu untuk melakukan
pemeriksaan USG (pada dokter ahli kebidanan yang lebih di tunjuk oleh bidan)
untuk memastikan letak janin dan mengetahui penyebab dari letak lintang.
h.
Merujuk ibu ke RS untuk penanganan selanjut nya.
i.
Melakukan Follow Up untuk
memantau keadaan ibu dan perubahan yang terjadi dalam Kehamilannya.
6.
EVALUASI
Tanggal : 29
April 2014 Pukul : 08.30 wib
1.
Ibu sudah tahu tentang keadaan yang dialami
oleh ibu dan janinnya
2.
ibu telah melakukan posisi
menungging setiap pagi selama 5-10 menit agar posisi janin dapat berubah .
3.
Ibu telah untuk menghitung gerakan
janinnya agar ibu dapat memantau kondisi kesejahteraan janinnya secara
objektif.
4.
Ibu sudah sedikit lebih tenang dalam
menghadapi kehamilannya dan lebih
berserah diri kepada Allah SWT
5.
Ibu sudah mengerti tentang KIE pada:
a.
Gizi ibu
hamil
b.
Hygine dalam kehamilan
c.
Istirahat Yang Cukup
d.
tanda bahaya dalam kehamilan
6.
Ibu telah Siap fisik, mental dan
mempersiapkan peralatan dalam proses persalinan
7.
Ibu telah mendiskusikan tentang
persiapan persalinan dan kelahiran serta persiapan ibu jika timbul komplikasi.
8.
Ibu akan melakukan pemeriksaan USG
(pada dokter ahli kebidanan yang lebih di tunjuk oleh bidan) untuk memastikan
letak janin dan mengetahui penyebab dari letak lintang.
9.
Ibu akan melakukan Rujukan RS untuk penanganan selanjutnya jika terjadi
komplikasi
10. Ibu akan Follow
Up untuk memantau keadaannya dan perubahan yang terjadi dalam Kehamilannya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Letak lintang adalah suatu keadaan
dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu
sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih
tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.
Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang
(dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).
Penyebab paling sering adalah
kelemahan otot uterus dan abdomen. Kelaianan letak paling sering terjadi pada
wanita paritas tinggi (grande multipara). Faktor lain yang mendukung terjadinya
letak lintang adalah plasenta previa, selain itu juga ada beebrapa faktor yang
mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion,
abnormalitas uterus, pengkerutan pelvis, fibroid uterus yang besar.
Pertolongan persalinan letak lintang
pada multipara bergantung kepada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetri yang
bersangkutan baik, tidak didapat kesempitan panggul, dan janin tidak seberapa
besar, dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan lengkap untuk melakukan
versi ekstraksi. Selama menunggu harus diusahakan supaya ketuban tetap utuh dan
melarang ibu meneran atau bangun. Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan
lengkap dan terdapat prolapsus funikuli, harus segera dilakukan seksio sesaria.
Jika ketuban pecah, tetapi tidak ada prolapsus funikuli, maka bergantung
tekanan dapat ditunggu sampai pembukaan lengkap kemudian dilakukan versi
ekstraksi atau mengakhiri persalinan dengan seksio sesaria.
B.
Saran
Semoga dengan adanya makalah ini,
kehamilan dengan letak lintang semakin menurun di Indonesia, terutama di Daerah
Medan, dan keikutpartisipasian tenaga kesehatan dalam masalah kesehatan di
masyarakat semakin bisa menurunkan angka kematian ibu dan janin.
Selaku tenaga kesehatan, kita
sebagai bidan harus mempunyai wawasan yang lebih luas agar bisa mengenali,tanda
dan gejala dalam kehamilan letak lintang.
20
|
DAFTAR
PUSTAKA
Wiknjosastro, H. (Ed.). 2007. Ilmu
Kebidanan (kesembilan ed.). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
http://sembiring-jo.blogspot.com/2009/11/persalinan-letak-lintang.html. Jumat, 26 Maret 2010, 16.00 WIB
http://askepasbid.wordpress.com/tag/letak-lintang/ Jumat, 26 Maret 2010, 16.02 WIB
http://sembiring-jo.blogspot.com/2009/11/persalinan-letak-lintang.html. Jumat, 26 Maret 2010, 16.00 WIB
http://askepasbid.wordpress.com/tag/letak-lintang/ Jumat, 26 Maret 2010, 16.02 WIB
21
|
Langganan:
Postingan (Atom)