Selasa, 04 November 2014

kehamilan letak lintang




 MAKALAH ASKEB IV KEHAMILAN LETAK LINTANG

OLEH:
KELOMPOK      :  XII
KELAS                : IIC AKBID
DOSEN                : CELVY ANGGRAENI,SST


WINDY YOLANTI A.
YENI SUTRIANA
YUMNA KHOIRIAH
RAHMI YUDRINA
MALINDA ADNAN




  
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
STIKES HAJI SUMATERA UTARA
T.A 2013/2014


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah tepat pada waktunya. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Asuhan Kebidanan IV (Patologi) yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.


                                                                                                Medan,  Maret 2014

                                                       Penulis






i
 


DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan.........................................................................................................1
A.    Latar belakang......................................................................................................1
B.     Tujuan penulisan..................................................................................................2
C.     Manfaat penulisan................................................................................................2

BAB II Tinjauan Teori....................................................................................................3
A.    Defenisi...............................................................................................................3
B.     Etiologi...............................................................................................................3
C.     Diagnosis............................................................................................................3
D.    Proses persalinan.................................................................................................3
E.     Komplikasi..........................................................................................................4
F.      Penataklasanaan ................................................................................................4
G.    Prognosis............................................................................................................6

BAB III Manajemen ASKEB Patologi Letak Lintang...................................................7

BAB IV Penutup.............................................................................................................20
A.    Kesimpulan.........................................................................................................20
B.     Saran...................................................................................................................20

Daftar Pustaka................................................................................................................21


ii
 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.Letak lintang merupakan salah satu malpresentasi janin yang dapat menyebabkan kelambatan atau kesulitan dalam persalinan. Letak lintang merupakan keadaan yang berbahaya karena besarnya kemungkinan risiko kegawatdaruratan pada proses persalinan baik pada ibu maupun janin.
Pada penelitian yang dilakukan di RSUP Dr.Pirngadi, Medan dilaporkan angka kejadian letak lintang sebesar 0,6 %; RS Hasan Sadikin bandung 1,9 %; RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1 % dari 12.827 persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3 % dan Holland 0,5-0,6 %.
Bila persalinan letak lintang dibiarkan tanpa pertolongan akan dapat menyebabkan kematian baik pada ibu maupun janin. Ruptur uteri, perdarahan dan infeksi berakibat fatal bagi ibu sedangkan pada janin bisa terjadi prolapsus umbilikus, asfiksia hingga berlanjut pada kematian janin.
Letak lintang terjadi rata-rata pada 1 dari 322 kelahiran tunggal (0,3%) baik di Mayo Clinic maupun di University of Iowa Hospital (Cruikshank dan White, 1973; Johnson, 1964). Di Parkland Hospital, dijumpai letak lintang pada 1 dari 335 janin tunggal yang lahir selama lebih dari 4 tahun. Janin letak lintang seringkali ditemukan dengan pemeriksaan USG pada awal gestasi. Angka kejadian meningkat jika janinnya prematur.
Beberapa Rumah sakit di Indonesia melaporkan angka kejadian letak lintang, antara lain: RSUP Dr.Pirngadi, Medan 0,6 %; RS Hasan Sadikin Bandung 1,9 %; RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1 % dari 12.827 persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3 % dan Holland 0,5-0,6 %.
Sehingga dengan adanya insidensi letak lintang yang cukup tinggi sebagai tanaga kesehatan khususnya bidan haruslah mengetahui seluk beluk dari letak lintang tersebut sehingga dapat mendeteksi lebih dini jika terjadi kelainan letak lintang.
1
 
B.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari Asuhan Kebidanan IV ini adalah:
1.      Supaya mahasiswa mengetahui tentang kehamilan letak lintang
2.      Untuk mengetahui penyebab dan resiko dari kehamilan letak lintang
3.      Untuk mengetahui penatalaksanaan letak lintang
4.      Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan

C.     Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Menambah ilmu pengetahuan
2.      Mengetahui penyebab dan resiko dari letak lintang
3.      Mengetahui seberapa besar kehamilan letak lintang yang ada di masyarakat.












2
 
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    Definisi
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).

B.     Etiologi
Penyebab paling sering adalah kelemahan otot uterus dan abdomen. Kelaianan letak paling sering terjadi pada wanita paritas tinggi (grande multipara). Faktor lain yang mendukung terjadinya letak lintang adalah plasenta previa, selain itu juga ada beebrapa faktor yang mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion, abnormalitas uterus, pengkerutan pelvis, fibroid uterus yang besar.

C.    Diagnosis
Letak lintang mudah didiagnosis dalam kehamilan dari bentuk uterus, terlihat melebar, lebih menonjol ke salah satu bagian abdomen, dengan TFU rendah. Palpasi akan teraba kepala janin pada salah satu sisi dan bokong pada sisi yang lain, tetapi tidak ada bagian presentasi yang berada di pelvis. Pada palpasi kepala janin atau bokong ditemukan di salah satu bagian fossa iliaca. USG dapat digunakan untuk memastikan dignosis untuk mendeteteksi kemungkinan penyebab.

D.    Proses Persalinan
3
Setelah ketuban pecah, jika persalinan berlanjut, bahu janin akan dipaksa masuk ke dalam panggul dan tangan yang sesuai sering menumbung. Setelah terjadi sedikit penurunan, bahu tertahan oleh tepi atas panggul, dengan kepala di salah satu fossa iliaca dan bokong pada fossa iliaca yang lain. Bila proses persalinan berlanjut, bahu akan terjepit kuat di bagian atas panggul. Uterus kemudian berkontraksi dengan kuat dalam upayanya yang sia-sia untuk mengatasi halangan tersebut. Setelah beberapa saat, akan terbentuk cincin retraksi yang semakin lama semakin meninggi dan semakin nyata. Keadaan ini disebut sebagai letak lintang kasep. Jika tidak cepat ditangani dengan benar, uterus akhirnya akan mengalami ruptur dan baik ibu maupun bayi dapat meninggal.
Bila janin amat kecil (biasanya kurang dari 800 gram) dan panggul sangat lebar, persalinan spontan dapat terjadi meskipun kelainan tesebut menetap. Janin akan tertekan dengan kepala terdorong ke abdomen. Bagian dinding dada di bawah bahu kemudian menjadi bagian yang paling bergantung dan tampak di vulva. Kepala dan dada kemudian melewati rongga panggul secara bersamaan, dan bayi dapat dikeluarkan dalam keadaan terlipat (conduplicati corpore).

E.     Komplikasi
Letak lintang merupakan keadaan malpresentasi yang paling berat dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada ibu dan janin. Komplikasi akan bertambah berat jika kasus letak lintang telambat didiagnosa. Pada ibu, dapat terjadi dehidrasi, pireksia, sepsis, perdarahan antepartum, perdarahan pos partum, ruptur uteri, kerusakan organ abdominal hingga kematian ibu. Pada janin, dapat terjadi prematuritas, bayi lahir dengan apgar skor yang rendah, prolapsus umbilikus, maserasi, asfiksia hingga kematian janin.

F.     Penatalaksanaan
Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang, sebaiknya diusahakan menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Sebelum melakukan versi luar harus dilakukan pemeriksaan teliti ada atau tidaknya panggul sempit, tumor dalam panggul, atau plasenta previa, sebab dapat membahayakan janin dan meskipun versi luar berhasil, janin mungkin akan memutar kembali. Untuk mencegah janin memutar kembali, ibu dianjurkan menggunakan korset dan dilakukan pemeriksaan antenatal ulangan untuk menilai letak janin. Ibu diharuskan masuk rumah sakit lebih dini pada permulaan persalinan, sehingga apabila terjadi perubahan letak, segera dapat ditentukan prognosis dan penanganannya. Pada permulaan persalinan, masih dapat diusahakan mengubah letak lintang janin menjadi presentasi kepala asalkan pembukaan masih kurang dari 4 cm dan ketuban belum pecah.
Pada primigravida, jika versi luar tidak berhasil sebaiknya segera dilakukan seksio sesaria. Sikap ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1.     
4
Bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik, sehingga pada primigravida kala I menjadi lama dan pembukaan serviks sukar menjadi lengkap
2.      Karena tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra-uterin pada waktu his, maka lebih sering terjadi ketuban pecah sebelum pembukaan serviks sempurna dan dapat mengakibatkan terjadinya prolapsus funikuli.
3.      Pada primigravida versi ekstraksi sulit dilakukan.
Pertolongan persalinan letak lintang pada multipara bergantung kepada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetri yang bersangkutan baik, tidak didapat kesempitan panggul, dan janin tidak seberapa besar, dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan lengkap untuk melakukan versi ekstraksi. Selama menunggu harus diusahakan supaya ketuban tetap utuh dan melarang ibu meneran atau bangun. Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan terdapat prolapsus funikuli, harus segera dilakukan seksio sesaria. Jika ketuban pecah, tetapi tidak ada prolapsus funikuli, maka bergantung tekanan dapat ditunggu sampai pembukaan lengkap kemudian dilakukan versi ekstraksi atau mengakhiri persalinan dengan seksio sesaria. Dalam hal ini, persalinan dapat diawasi untuk beberapa waktu guna mengetahui apakah pembukaan terjadi dengan lancar atau tidak. Versi ekstraksi dapat dilakukan pula pada kehamilan kembar, apabila setelah bayi pertama lahir, ditemukan bayi kedua berada dalam letak lintang.
Pada letak lintang kasep, bagian janin terendah tidak dapat didorong ke atas, dan tangan pemeriksa yang dimasukkan ke dalam uterus tertekan antara tubuh janin dan dinding uterus. Demikian pula ditemukan lingkaran Bandl yang tinggi. Berhubung adanya bahaya ruptur uteri, letak lintang kasep merupakan kontraindikasi mutlak melakukan versi ekstraksi. Bila janin masih hidup, hendaknya dilakukan seksio sesaria dengan segera
Versi dalam merupakan alternatif lain pada kasus letak lintang. Versi dalam merupakan metode dimana salah satu tangan penolong masuk melalui serviks yang telah membuka dan menarik salah satu atau kedua tungkai janin ke arah bawah. Umumnya versi dalam dilakukan pada kasus janin letak lintang yang telah meninggal di dalam kandungan dengan pembukaan serviks lengkap. Namun, dalam keadaan tertentu, misalnya pada daerah-daerah terpencil, jika dilakukan oleh penolong yang kompeten dan berpengalaman, versi dalam dapat dilakukan untuk kasus janin letak lintang yang masih hidup untuk mengurangi risiko kematian ibu akibat ruptur uteri. Namun, pada kasus letak lintang dengan ruptur uteri mengancam, korioamnionitis dan risiko perdarahan akibat manipulasi uterus, maka pilihan utama tetaplah seksio sesaria.

5
 

G.     Prognosis
Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan-kelainan yang menyebabkan letak lintang, misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa, masih tetap dapat menimbulkan kelainan pada persalinan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu dan janin pada letak lintang, disamping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptura uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi untuk mengeluarkan janin.
Prognosis pada kehamilan letak lintang sangat dipengaruhi oleh riwayat pemeriksaan kehamilan, kecepatan penegakkan diagnosa dan sarana-prasarana kesehatan yang ada. Semakin lambat diagnosa letak lintang ditegakkan, maka kemungkinan bayi akan tetap berada dalam posisi lintang pada saat persalinan akan semakin besar. Sebagai perbandingan jika diagnosa dibuat pada UK 20-25 minggu, ± 2,6 % akan tetap pada posisi lintang dan jika diagnosa dibuat pada UK 36-40 minggu, ± 11,8 % akan tetap pada posisi lintang (4). Di negara dengan sarana-prasarana yang sudah maju, angka kematian ibu dan janin pada kasus letak lintang sudah cukup rendah. Namun, pada negara tertinggal, berbagai komplikasi masih terjadi akibat tidak adanya fasilitas seksio sesaria (10).
Angka kematian ibu sekitar 0-2 % ( RS Hasan Sadikin Bandung, 1966). Sedangkan angka kematian janin sekitar 18,3 % (RS Hasan Sadikin) dan 23,3 % (RS Umum Pusat Prop. Medan). Angka ini kira-kira sama dengan yang didapatkan oleh Wilson santara tahun 1935-1950. Tetapi dengan meningkatnya frekuensi seksio sesaria pada letak lintang, pada tahun 1951-1956 Wilson melaporkan angka kematian janin sangat menurun menjadi 5,6 % .
Berdasarkan penelitian WHO pada tahun 2004, rerata angka kematian akibat malposisi dan malpresentasi janin di negara-negara berkembang, seperti Brazil, Nikaragua, Ekuador dan Meksiko, sebesar 1,3 % .




6
 
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PATOLOGI
PADA NY.”A” GESTASI 28 MINGGU DENGAN LETAK LINTANG
                                                                                               
I.                   PENGUMPULAN DATA
A.    IDENTITAS
Nama   ibu                   : Ny. A                                                Nama suami                : Tn.B
Umur                           :26 tahun                                 Umur                           : 28 tahun
Agama                         : islam                                      Agama                         : islam
Suku/kebangsaan        :batak/indo                              Suku/kebangsaan        :batak/ indo
Pendidikan                  : S1                                          Pendidikan                 :S1
Pekerjaan                     :PNS                                        Pekerjaan                     :PNS
Alamat                        :Jl.Pancing                               Alamat                        :Jln. Pancing
No Hp                         :081320295454                       No Hp                         : 082155667788
B.     ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
Pada tanggal   : 27 April 2014                        Pukul   : 08.30 WIB                oleh     : Bidan
1.      Alasan kunjungan ini        :ingin memeriksakan kehamilan
2.      Keluhan-keluhan               : ibu cemas dengan kehamilannya
3.      Riwayat menstruasi          
A.    Menarche                    : 13 tahun
B.     Siklus                          : 28 Hari
C.     Banyaknya                  : 3 x ganti duk
D.    Dismenorhoe               : tidak ada
E.     Teratur / tidak             : teratur
F.      Lamanya                     : 7 hari
G.    Sifat darah                  : encer
4.      Riwayat kehamilan persalinan, dan nifas yang lalu



No.

Tgl lahir/ umur

Usia kehamilan
Jenis persalinan
Tempat persalinan
Komplikasi


Penolong
BBL
Nifas
ibu
Bayi

BB lahir


PB


Keadaan

Laktasi

kelainan
1.

H
A
M
I
L

I
N
I
7




























5.      Riwayat kehamilan ini
       HPHT                                                              : 8 September 2013
       TTP                                                                 : 15 Juni 2014
       Keluhan-keluhan pada  : Trimester I               : mual dan muntah
     Trimester II            :  mudah lelah
     Trimester III           : -
       Pergerakan anak pertama sekali                      : usia kehamilan 16 minggu (4 bulan)
       Pergerakan anak 24 jam                                  : 10-20 kali
<10 kali                                  √ 10-20 kali                             > 20 kali
Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam, dengan frekuensi
                                                                        < 15 detik                                > 15 detik
Keluhan-keluhan yang dirasakan ( bila ada jelaskan)/Tanda bahaya pada kehamilan
Rasa lelah                                                        :  ada,setelah melakukan pekerjaan
Mual dan muntah yang lama                           : tidak ada
Nyeri perut                                                      : tidak ada
Panas menggigil                                              : tidak ada      
Sakit kepala berat/ terus menerus                    : tidak ada
Penglihatan kabur                                           : tidak ada
Rasa nyeri / panas waktu BAK                       : tidak ada
Rasa gatal pada vulva/vagina dan sekitarnya : tidak ada
Pengeluaran cairan pervaginam                       : tidak ada
Nyeri kemerahan,tegang pada tungkai           : tidak ada
Odema                                                            : tidak ada
Lain-lain (jelaskan)                                          : tidak ada
Obat-obatan yang dikonsumsi                                    : tidak ada
Kekhawatiran khusus                                      : tidak ada
Pola eliminasi:
BAK : Frekuensi 7 kali/hari    warna: putih jernih
                        Keluhan waktu BAK :tidak ada
            BAB: Frekuensi: 2 kali/hari    warna: kuning coklat      konsistensi: lembek
            Aktivitas sehari-hari:
Pola istirahat dan tidur                        : siang: 2 jam, malam: 8 jam
Seksualitas                                          : 2 x seminggu
Pekerjaan                                             : PNS dan pekerjaan rumah tangga di kerjakan sendiri
Imunisasi TT I Tanggal                       :  10 september 2013
                 TT II Tanggal                     :  12 desember 2013
Kontrasepsi yang pernah digunakan   : tidak ada
6.      Riwayat penyakit sistematik yang pernah ada
Jantung                                          : tidak ada      
Ginjal                                            : tidak ada
Asma/TBC Paru                            : tidak ada
Hepatitis                                        : tidak ada
DM                                                : tidak ada
Hipertensi                                      : tidak ada
Epilepsy                                        : tidak ada
Lain-lain                                        : tidak ada
7.      Riwayat penyakit keluarga
Jantung                                          : tidak ada
Hipertensi                                      : tidak ada
DM                                                : tidak ada
Gameli                                           : tidak ada
Lain-lain                                        : tidak ada
8.      Riwayat social
Status perkawinan                         :
-          Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan :
       Di rencanakan                                                 Tidak direncanakan
       Diterima                                                           Tidak diterima
-          Dukungan suami/ keluarga terhadap kehamilan
       Ada dukungan                                                Tidak ada dukungan
-          Pengambilan keputusan dalam keluarga
       Suami                            ibu hamil                  mertua/orang tua
-          Pola makan/minum
·         Makanan sehari-hari, Frekuensi : 4 kali/hari,banyaknya: 1 porsi
·         Jenis makanan yang dimakan  :nasi,sayur,lauk pauk,susu dan buah
·         Perubahan makan yang dialami (ngidam,nafsu makan,dll) : ngidam
·         Minum : 8 gelas/hari
-          Kebiasaan merokok                             :    ya                          tidak
Minuman keras                                    :    ya                          tidak
Mengkonsumsi obat terlarang             :   ya                           tidak
-          Kegiatan sehari-hari(beban kerja)       : di kerjakan sendiri oleh ibu
-          Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan membantu persalinan : di klinik bidan, dan di tolong oleh bidan

C.    PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIVE)
1.      Status emosional         : baik
2.      Pemeriksaan fisik        : BB:  65 kg, TB: 158  cm,LILA: 23,5 cm
  BB sebelum hamil:    58 kg
3.      Tanda Vital                 :
TD       : 110/70 mmHg                       HR      :  80 x/i
RR       : 22 x/i                                     T          : 36,5OC          
4.      Kepala                         :kulit kepala                 (√ )bersih                     tidak bersih
Distribusi rambut:       (√)rata                         tidak merata
5.      Wajah  : odema                       : (√ )ada                                   ( )tidak ada
  Closma gravidarum   : (√ )ada                                   ( )tidak ada
  Pucat                                     : ya                                        (√)tidak
6.      Mata    : conjunctiva                : √ merah muda            pucat
  Sclera mata                : √  putih                       ikterik
  Odema palpebra        : ya                            √ tidak
7.      Hidung: polip :   ada             √ tidak  ada
 Pengeluaran:  ada. Sebutkan :                     √ tidak ada
8.      Mulut : -     lidah                     : √ bersih                     tidak ada
-          Stomatitis             : ada                          √ tidak ada
-          Gigi: karang gigi   : ada                          √ tidak ada
    Berlobang    : ya                            √ tidak berlobang
-          Epulis pada gusi   : ada                          √ tidak ada
-          Tonsil                    : meradang                √ tidak meradang
-          Pharynx                : meradang                √ tidak meradang
9.      Telinga: -   serumen                 : √ tidak ada                ada,jelaskan…
-          Pengeluaran          : √ tidak ada                ada,jelaskan…
10.  Leher: -      luka bekas operasi: √ tidak ada                ada,jelaskan…
-          Kelenjar thyroid   : √ membesar               tidak membesar
-          Pembuluh limfe    : √  membesar              tidak membesar
11.  Dada
Mammae: simetris       : √  ya                          tidak
Areola mammae          : hitam kecoklatan
Putting susu                : √ menonjol,   mendatar,                  masuk kedalam
Benjolan                      :  ada               tidak ada
Pengeluaran dari puting susu  :  Ada,sebutkan:                                 tidak ada
12.  Aksila  : pembesaran kelenjar getah bening:  ada                             √ tidak ada
13.  Abdomen
-          Pembesaran          : √  tidak simetris                                 simetris
    memanjang                                       melebar
-          Linea                    : √  nigra                                               alba
-          Striae                    : √  livide                                               albican
-          Bekas luka operasi :  ada                                                 tidak ada
-          Pergerakan janin   : √  terlihat  tidak terlihat       teraba    tidak teraba
Pemeriksaan khusus kebidanan
-          Leopold I             :   setinggi pusat
-          Leopold II                        :  Kiri : Bulat, keras,melenting,
                                Kanan : Kurang   Bulat, lunak, kurang melenting
-          Leopold III          :  bagian bawah kosong
-          Leopold IV          :bagian bawah kosong
-          Mc Donald           : (TFU-12)x155    TBBJ:930 gram
-          Kontraksi              :  ada, jelaskan…………… √tidak ada
-          Tinggi fundus uteri: 18 cm
-          Bagian tegang/ memapan :  kiri                          kanan
-          Bagian kecil                      :  kiri                          kanan
-          Presentasi                         : kosong
-          Penurunan bagian terbawah : √ convergen          divergen
-          Auskultasi            : DJJ                   ada              tidak ada
 Punctum maksimum : fundus uteri,sebelah kiri
Frekuensi: 128 x/menit, √ regular  ireguler
Pemeriksaan panggul luar
·         Distansia spinarum            :   23    cm                   Normal : 24 – 26 cm
·         Distansia kristarum           : 28      cm                   normal : 28-30 cm
·         conjugata eksterna             :  18   cm                     normal : 18-20 cm
·         lingkar panggul luar          : 90 cm                        normal : 80-90 cm

14.  genitalia
vulva   : -   pengeluaran :  √ tidak ada                         ada,jelaskan..
-          varises       :    √ tidak ada                          ada
-          kemerahan/lesi: √ tidak ada                       ada
perenium : - bekas luka/ luka parut : √  tidak ada        ada, jelaskan
-          lain-lain, jelaskan
15.  pinggang ( periksa ketuk :Costo- Vertebra-Angel- Tendeernes = CVAT)
nyeri: √  tidak ada                    ada
16.  ekstremitas
odema pada tangan/jari           : tidak ada
odema ektremitas bawah        : tidak ada
varices                                     :tidak ada
reflex patella                           :  kanan (+)                kiri(+)

D.    UJI DIAGNOSTIK
  Pemeriksaan laboratorium
  Hb                 :           11 gr %                                    Golongan Darah: 0     
Haemotokril    : -
Protein urine    : tidak ada
Glukosa urin    :tidak ada
II.                INTERPRETASI DATA
Diagnosa         : Ibu Ny. A umur 26 tahun,G1 PO AO, umur kehamilan 24 minggu,presentase bahu,Pintu Atas Panggul Kosong ,intrauteri,hidup,tunggal,keadaan janin bayi, keadaan ibu khawatir atau cemas,dengan janin letak lintang,
1.      Ny. A umur 26 tahun
Ds: ibu mengatakan masih berusia 26 tahun, lahir tanggal 27 April 1988
Do: tgl lahir 27 April 1988
2.      G1 PO AO
Dasar
DS:   ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan tidak pernah
         keguguran.
DO: - tampak striae livide
Analisa dan Interpretasi Data
Peningkatan hormon monolophore stimulating (MHS) yang dikeluarkan oleh lobus        anterior hipotesis mengakibatkan pecahnya pembuluh darah kapiler pada perut yang merupakan jaringan perut yang disebut striae, warnah, kebiruan disebut striae livide
3.       Gestasi 24 minggu
Dasar
DS       : Ibu mengatakan sudah tidak haid lagi semenjak 7 bulan yang lalu
DO      : HPHT tanggal 8 september 2013
HPT tanggal 15 juni 2014
Analisa dan Interpretasi Data
Dengan rumus,HPHT yaitu (hari+7), (bulan-3)jika bulan 1,2,3 ditambah 9,(tahun+1) jika bulannya di bawah bulan 4,tahunnya tetap.
4.      Presentasi Bahu
Dasar
       DS                   : - Ibu mengatakan merasakan janinnya dibawah sebelah kiri
       DO                  : - Pada palpasi Leopold IV, Fundus uteri dan bagian bawah
                                   kosong
Analisa dan Interpretasi Data:
Pada letak lintang sumbu memenjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus sehingga bagian yang paling rendah janin adalah bahu.
5.        Bergerak Pada Atas Pangul
Dasar
DS                   : - Ibu merasakan pergerakan janin diseblah kanan
DO                  : - Pada palpasi Leopold IV bagian bawah teraba kosong dan   janin berada diatas panggul
Analisa dan Interpretasi Data
Pada palpasi Leopold uterus teraba kosong juga pada bagian bawah di atas simpisis kosong kecuali jika bahu sudah masuk kedalam pintu atas panggul (P.A.P.).
6.      Intra Uteri
Dasar
DS                   :  -    Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat dan tidak merasa
                                 nyeri
DO                  :  -    TFU   18 cm
-         Pada palpasi ibu tidak merasa nyeri
Analisa dan Interpretasi Data
Bagian dari Uterus yang merupakan penyimpanan janin adalalah cavum uteri dimana pada bagian ini hasil konsepsi dapat berkembang sehingga aterem tanpa menyebabkan rasa nyeri.
7.      Janin tunggal
Dasar
DS                   :  -     Ibu mengatakan gerakan janin pada salah satu sisi perut ibu.
DO                  :  -     Pada palpasi Leopold II teraba I bagian yang melintang di
                                        sebelah kiri perut ibu
-          Auskultasi DJJ terdengar pada pusat sebelah kiri perut ibu.


Analisa dan interpretasi data
Adanya dua bagian besar janin yaitu satu kepala dan satu bokong serta bagian – bagian kecil dan satu punggung serta DJJ yang terdengar pada satu tempat menandakan kehamilan tunggal.
8.      janin Hidup.
Dasar
DS                   : - Ibu mengatakan janinnya sering bergerak disebelah kiri
                              abdomen
DO                  : - DJJ terdengar jelas disebelah kanan setinggi pusat ibu dengan frekuensi 128 x / menit
Analisa dan Interpretasi Data
Salah satu tanda janin hidup pada primigravida mulai dirasakan pada kehamilan 18 minggu dan multi gravida pada kehamilan 16 minggu, dan DJJ dapat didengar pada kehamilan 18-20 minggu dengan frekuensi 120-160x / menit, dan ibu merasakan pergerakan janinnya sampai sekarang.
9.        Keadaan Janin Baik
Dasar
DS                   : - Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat disebelah kiri.
Do                   : - Auskultasi DJJ disebelah kanan pusat dengan frekuensi
                                128 x / menit
Analisa dan Interpretasi Data
Pergerakan yang dirasakan ibu dengan kuat menandakan janin dalam keadaan baik. DJJ normal yaitu antara 120-160x / menit, frekuensi 128 x / menit menandakan janin masih dalam batas normal keadaan baik.
10.   Keadaan Ibu khawatir dengan posisi anaknya.
Dasar
DS                   : - Ibu mengatakan khawatir dengan posisi anaknya
DO                  : - ekspresi wajah ibu tampak cemas.
Analisa dan Interpretasi Data
Kecemasan disebabkan oleh kurangnya penjelasan pada ibu mengenai kehamilannya menimbulkan perasaan tidak tenang. 
11.  Janin Letak Lintang
      Dasar
      DS:  -    Ibu mengatakan janinnya menyilang
      DO:  -    Tampak perut membuncit ke samping dan fundus uteri lebih
                     rendah dari seharusnya tua kehamilan.
                     - Pada palpasi Leopold II teraba kepala I sebelah kiri ibu.
                  - Auskultasi DJJ setinggi pusat di sebelah kanan perut.
Analisa dan Interpretasi Data.
a.      Letak lintang adalah suatu keadaan janin melintang dalam uterus dimana kepala pada posisi yang  satu dan bokong berada pada posisi yang lain.
b.      Letak lintang ditandai dengan perut membuncit ke samping dan posisi punggung kiri adalah letak lintang I.
Masalah          : ibu cemas karna dengan posisi janinnya yang melintang
Kebutuhan     : memberikan dukungan pada ibu dan tehnik relaksasi agar ibu merasa tenang dengan kehamilannya dan memberikan konseling tentang letak janinnya.

III.             IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIL
   “Potensial Terjadinya Persalinan Seksio Caesarea”
Analisa dan Interpretasi Data
Letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala dengan melakukan versi luar. Dan pada seorang primigravida bila versi luar tidak berhasil, sebaiknya dilakukan seksio sarea, dimana bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik.

IV.             IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN TINDAKAN SEGERA
“Kolaborasi dengan Dokter untuk pemeriksaan USG dan tindakan selanjutnya”

V.                RENCANA ASUHAN
1.      Beri penjelasan tentang keadaan yang dialami oleh ibu dan janin .
2.      Ajarkan ibu untuk melakukan posisi menungging setiap pagi selama 5-10 menit agar posisi janin dapat berubah.
3.      Ajarkan ibu untuk menghitung gerakan janinnya agar ibu dapat memantau kondisi kesejahteraan janinnya secara objektif.
4.      Beri support mental dan spiritual pada agar ibu dapat lebih optimis dalam menghadapi kehamilannya dan lebih  berserah diri kepada Allah SWT
5.      Beri KIE pada ibu tentang.
a)       Gizi ibu hamil karena digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, organ- orga dalan kehamilan dan persiapan masa laktasi.
b)      Hygine dalam kehamilan karena memberi rasa nyaman juga mencegah  terjadinya infeksi.
c)      Istirahat Yang Cukup dapat mengurangi beban kerja jantung yang mengalami peningktan karena kehamilan.
d)     Sembilan tanda bahaya dalam kehamilan
·         Nyeri kepala yang hebat dan menetap
·         Wajah dan tungkai bengkak
·         Gangguan penglihatan
·         Perdarahan jalan lahir sebelum waktunya
·          Pergerakan janin berkurang
·         Nyeri perut yang hebat sebelum waktunya
·          Kejang
·         Demam
·         Hyperemesis
6.      Siapkan fisik dan mental ibu dengan memberikan konseling pada ibu bahwa walaupun letak janinnya tidak berubah(letak lintang) tetapi persalinan dapat berlangsung normal asal bersalin di puskesmas/RS yang memiliki peralatan lebih lengkap dan tenaga yang terampil.
7.      Diskusikan tentang persiapan persalinan dan kelahiran serta persiapan ibu jika timbul komplikasi.
8.      Aanjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG (pada dokter ahli kebidanan yang lebih di tunjuk oleh bidan) untuk memastikan letak janin dan mengetahui  penyebab dari letak lintang.
9.      Rujuk ibu ke RS  untuk penanganan selanjutnya.
10.  Melakukan Follow Up untuk memantau keadaan ibu dan perubahan yang terjadi dalam Kehamilannya.
          
VI.             RENCANA TINDAKAN
1.      memberi penjelasan tentang keadaan yang dialami oleh ibu dan janinnya
TD : 110/70 mmHg                                   RR:22 x/i  :
HR: 80 x/i                                                 T : 36,5 oc
Janin: DJJ 128 x/i
2.      mengajarkan ibu untuk melakukan posisi menungging setiap pagi selama 5-10 menit agar posisi janin dapat berubah
3.      mengajarkan ibu untuk menghitung gerakan janinnya agar ibu dapat memantau kondisi kesejahteraan janinnya secara objektif.
4.      memberi support mental dan spiritual pada agar ibu dapat lebih optimis dalam menghadapi kehamilannya dan lebih  berserah diri kepada Allah SWT
5.      memberi KIE pada ibu tentang:
a.        Gizi ibu hamil karena digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, organ- orga dalan kehamilan dan persiapan masa laktasi.
b.      Hygine dalam kehamilan untuk memberi rasa nyaman juga mencegah  terjadinya infeksi.
c.       Istirahat Yang Cukup agar dapat mengurangi beban kerja jantung yang mengalami peningktan karena kehamilan.
d.      Memberitahu ibu Sembilan tanda bahaya dalam kehamilan
a.       Nyeri kepala yang hebat dan menetapWajah dan tungkai bengkak
b.      Gangguan penglihatan
c.       Perdarahan jalan lahir sebelum waktunya
d.       Pergerakan janin berkurang
e.       Nyeri perut yang hebat sebelum waktunya
f.       Kejang
g.      Demam
h.      Hyperemesis
e.       menyiapkan fisik dan mental ibu dengan memberikan konseling pada ibu bahwa walaupun letak janinnya tidak berubah(letak lintang) tetapi persalinan dapat berlangsung normal asal bersalin di puskesmas/RS yang memiliki peralatan lebih lengkap dan tenaga yang terampil.
f.       mendiskusikan tentang persiapan persalinan dan kelahiran serta persiapan ibu jika timbul komplikasi.
g.      Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG (pada dokter ahli kebidanan yang lebih di tunjuk oleh bidan) untuk memastikan letak janin dan mengetahui  penyebab dari letak lintang.
h.      Merujuk ibu ke RS  untuk penanganan selanjut nya.
i.        Melakukan Follow Up untuk memantau keadaan ibu dan perubahan yang terjadi dalam Kehamilannya.

6.      EVALUASI
Tanggal : 29 April 2014              Pukul : 08.30 wib

1.      Ibu sudah tahu tentang keadaan yang dialami oleh ibu dan janinnya
2.      ibu telah melakukan posisi menungging setiap pagi selama 5-10 menit agar posisi janin dapat berubah .
3.      Ibu telah untuk menghitung gerakan janinnya agar ibu dapat memantau kondisi kesejahteraan janinnya secara objektif.
4.      Ibu sudah sedikit lebih tenang dalam menghadapi kehamilannya dan lebih  berserah diri kepada Allah SWT
5.      Ibu sudah mengerti tentang KIE pada:
a.        Gizi ibu hamil
b.      Hygine dalam kehamilan
c.       Istirahat Yang Cukup
d.       tanda bahaya dalam kehamilan
6.      Ibu telah Siap fisik, mental dan mempersiapkan peralatan dalam proses persalinan
7.      Ibu telah mendiskusikan tentang persiapan persalinan dan kelahiran serta persiapan ibu jika timbul komplikasi.
8.      Ibu akan melakukan pemeriksaan USG (pada dokter ahli kebidanan yang lebih di tunjuk oleh bidan) untuk memastikan letak janin dan mengetahui  penyebab dari letak lintang.
9.      Ibu akan melakukan Rujukan RS  untuk penanganan selanjutnya jika terjadi komplikasi
10.  Ibu akan Follow Up untuk memantau keadaannya dan perubahan yang terjadi dalam Kehamilannya.




BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).
Penyebab paling sering adalah kelemahan otot uterus dan abdomen. Kelaianan letak paling sering terjadi pada wanita paritas tinggi (grande multipara). Faktor lain yang mendukung terjadinya letak lintang adalah plasenta previa, selain itu juga ada beebrapa faktor yang mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion, abnormalitas uterus, pengkerutan pelvis, fibroid uterus yang besar.
Pertolongan persalinan letak lintang pada multipara bergantung kepada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetri yang bersangkutan baik, tidak didapat kesempitan panggul, dan janin tidak seberapa besar, dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan lengkap untuk melakukan versi ekstraksi. Selama menunggu harus diusahakan supaya ketuban tetap utuh dan melarang ibu meneran atau bangun. Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan terdapat prolapsus funikuli, harus segera dilakukan seksio sesaria. Jika ketuban pecah, tetapi tidak ada prolapsus funikuli, maka bergantung tekanan dapat ditunggu sampai pembukaan lengkap kemudian dilakukan versi ekstraksi atau mengakhiri persalinan dengan seksio sesaria.

B.     Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, kehamilan dengan letak lintang semakin menurun di Indonesia, terutama di Daerah Medan, dan keikutpartisipasian tenaga kesehatan dalam masalah kesehatan di masyarakat semakin bisa menurunkan angka kematian ibu dan janin.
Selaku tenaga kesehatan, kita sebagai bidan harus mempunyai wawasan yang lebih luas agar bisa mengenali,tanda dan gejala dalam kehamilan letak lintang.

20
 



DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, H. (Ed.). 2007. Ilmu Kebidanan (kesembilan ed.). Jakarta: Yayasan  Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
http://sembiring-jo.blogspot.com/2009/11/persalinan-letak-lintang.html. Jumat, 26 Maret 2010, 16.00 WIB
http://askepasbid.wordpress.com/tag/letak-lintang/ Jumat, 26 Maret 2010, 16.02 WIB



21